How much is too much? What things should we define as "much"?

Tokyo Subway System. Source : Gizmodo
hi have a new year!

why not happy? because .. i don't think it will be a happy year for some of us, maybe even for me

seseorang memanggil saya "Allspark" buat yang nggak tau itu apa, Allspark adalah sebuah kubus di film Transformers yang punya kekuatan ngasih kehidupan ke mesin, atau pendek kata dia ini adalah sumber kehidupannya para Autobots dan Decepticon. Pertama agak bingung kenapa kok disebut begitu? Sampai akhirnya dia menjelaskan bahwa dengan segala ketertarikan dan bidang yang saya geluti, dia memanggil saya Allspark .. dan saya saat itu bingung harus menanggapinya sebagai pujian atau sindiran ..

Kenyataannya memang saya memiliki banyak minat, satu hal baru hadir bisa dengan mudah memancing minat saya dan repotnya mengambil alih fokus saya dari minat yang saya geluti. Sampai akhirnya mereka semua saling bertumpukan dan minta diselesaikan. Dan saya sudah sampai di titik itu, dan saya hampir meledak.

Saya berusaha mengontrol apa yang ada dalam otak saya, menatanya satu per satu sesuai prioritas, dan menyusun sesuai prinsip dalam akuntansi "First In First Out", yang duluan masuk harus diselesaiin duluan, meski pada realitanya yang terjadi kadang adalah "Second In First Out, Third In First Out" dan seterusnya. Saya tahu kapabilitas saya, saya tahu kemampuan saya, saya tahu batasan - batasan saya. Mengetahui itu semua harusnya membuat pekerjaan saya lebih mudah bukan? Tentu, seandainya saya bisa dengan mudan mengatakan "Tidak" pada hal baru yang menarik minat saya.

Apakah memang berlebihan memiliki minat pada banyak hal? Sebagai seorang generalis, saya memacu diri untuk mengerti lebih banyak hal selama saya mampu. Pendidikan, Sepakbola, Desain Grafis, Mobilitas & Transportasi, Industri Kreatif, Musik, Sepakbola, Memasak. Rasanya daftar ini akan bertambah panjang saja tapi saya rasa saat ini hal - hal tersebut yang mengungkung kehidupan saya. Mengerjakan sedemikian banyak pun ternyata tidak membuat saya kaya secara materi, saya cukup meski terkadang kurang.. Sampai - sampai salah seorang klien yang juga teman baik saya ngomel "kamu itu harusnya lebih komersil dong, dengan apa yang kamu bisa harusnya bisa kamu duitin, kamunya malah sosialin mulu".. Sebuah pukulan yang cukup keras kalau bisa saya bilang 😓
Is it too much?

Saya dikelilingi oleh para spesialis, mereka yang berfokus pada satu bidang dan menjadi master disana. Saya tidak tahu mengenai kehidupan mereka tapi sepemerhatian saya, mereka lebih memiliki hidup "normal" daripada saya.. belakangan saya pun mulai berbikir untuk hidup normal, menyelesaikan semua hal yang menjadi tugas saya, lalu mulai menghitung kebutuhan keuangan, untuk kemudian pergi ke sebuah tempat yang benar - benar baru dan menjalani hidup yang lebih normal dan sederhana .. is it too much for a wish or a dream?

Saya mungkin tidak sedang mencari jawaban, tapi kalau ada yang mau memberi jawaban, atau mungkin mendiskusik
an apa yang saya tulis .. please be so! i'm in constant need of good conversation with those who might understand.

Komentar

Postingan Populer