Kata siapa malas itu (selalu) buruk?

Saya adalah orang yang malas, bahkan kadar kemalasan saya termasuk akut hehehe. Orang tua saya kayaknya sudah menyerah juga dengan kemalasan saya, padahal buat saya itu sebenarnya bukan malas tapi santai, sesuai filsafat jawa "alon - alon tur kelakon" tapi menurut ortu saya apa yang saya lakukan itu bunyi filsafatnya "alon-alon malah gak kelakon" hehehe. Saya akui ada sisi malas dalam diri saya, bentuknya bisa macam - macam, mulai dari bangun pagi deh, kalau nggak pengen banget untuk olahraga atau ada hal yang mengharuskan saya pergi dari rumah pagi - pagi sekali atau ada tayangan pertandingan sepakbola jam 3 pagi  maka bisa dipastikan sholat subuh saya adalah antara jam setengah 6 sampai jam 6 yang mana itu artinya kalo kata ibu saya "kamu itu sholat dhuha bukan subuh" errr.. malas saya yang paling gawat adalah saat ingin berkreativitas, ada aja halangannya, mulai film di tv yang bagus atau komik yang belum kelar dibaca dan itu semua sukses mengalahkan ide yang saat itu ingin saya keluarkan dan kemudian ide itu terpendam, hilang, terlupakan .. i regret that, di poin ini saya menyadari bahwa saya nggak bisa begitu terus, kemalasan saya sudah membawa petaka buat saya sendiri, saya harus merubahnya. Kalau alasan saya malas bangun pagi karena saat bangun pagi saya seperti selalu nggak punya tujuan maka saya ubah itu, saya harus bangun pagi dan mengaktifkan otak saya dengan membaca buku, mendengarkan musik dan menulis entah nge-blog atau nulis di buku mengenai ide yang saya dapat, saya memaksa diri saya untuk melakukan itu karena ternyata menyenangkan untuk melakukan itu pagi - pagi. Kemudian kalau alasan saya  malas untuk berkreativitas adalah film dan komik, solusinya adalah semua komik yang saya punya sudah kelar saya baca dan saya simpan di sebuah box penyimpanan yang saya buka kalau saya memang butuh saja, lalu film di tv solusinya adalah meyakinkan diri sendiri kalau DVD film itu bisa dengan gampang saya dapat entah asli, bajakan atau bisa saya download (meski opsi terakhir terhalang bandwith hehehe) jadi akhirnya saat saya punya ide yang ingin saya tuangkan saat itu juga saya bisa tuangkan contohnya ya tulisan ini.

Ujung pangkalnya adalah kata malas itu sendiri, saya ingin merubah mindset saya sendiri mengenai kata dan arti dari malas itu menjadi lebih positif dan mengubah konotasinya menjadi baik tidak buruk. Jadi beginilah kira-kira jadinya.

Malas diomelin (oleh siapapun).
Kalau begitu lakukan hal - hal dengan baik, kalau mereka suka ngomel karena kamar berantakan ya sudah rapikan saja kamar, sapu, pel dan letakkan barang - barang di posisi yang bagus dan rapi, lumayan darisini bisa belajar desain interior ya kan? Dari sini ortu akan berhenti ngomel mengenai kebersihan dan kerapian ruangan.

Contoh omelan ortu yang lain adalah misalnya mengenai semangat belajar, saya bingung kalau setiap kali ortu saya ngomelin saya karena malas belajar (waktu jaman SMP-SMA dulu), dalam benak saya "gila 7 jam disekolah belajar itu masih kurang aja ya di mata mereka?" bukan berarti saya ngatain mereka gila ya hehehe saya yang gila. Padahal nilai - nilai saya pun tidak pernah masuk dalam kategori buruk, mentok pas-pasan tapi lebih sering dalam kategori cukup dan bagus. Lha cara saya belajar memangnya cuma di sekolah duduk, mendengarkan (menurut saya ini adalah penyebab malasnya siswa juga di kala itu, nggak ada tuntutan untuk kreatif, kalaupun ada paling tuntutan kreatif untuk gimana caranya dapet pinjeman buku catetan dari murid terpintar di kelas atau kalau bisa contekan saat ujian), saya doyan baca buku saat itu dari buku pelajaran sampai komik, dari tafsir qur'an sampai buku novel remaja, saya bahkan suka bawa buku ke WC jadi pas boker bisa sekalian baca buku dan juga saat makan, saya nggak punya kategori buku yang akan saya baca, pokoknya ambil saja dan baca meski kadang yang lebih sering kebawa adalah komik dan novel (nggak mungkin juga kan saya baca tafsir qur'an di WC?) tapi untuk urusan buku pelajaran pasti saya baca setiap harinya dan kalau ada kesempatan setelah mengerjakan PR apa yang saya baca dari buku pelajaran saya tuliskan ulang karena untuk saya itulah cara efektif saya untuk mengingat sebuah pelajaran. Sayangnya sampai sekarang ortu saya tidak tahu kalau begitulah cara belajar saya.

Kalau misal malas diomelin oleh atasan ya lakukan pekerjaan dengan baik sesuai standard operasional perusahaan yang tentunya sudah ada manual booknya, dalam prosesnya jangan ragu untuk bertanya dan meminta penilaian langsung dari yang berkompeten untuk itu, omelan pun bisa dihindari pada akhirnya dan mungkin juga pujian atau penghargaan bisa didapatkan.

Malas berurusan dengan konsumer yang bawel? pastikan produk atau jasa yang kalian jual bisa memuaskan mereka, berikan yang terbaik dan sesuai dengan permintaan mereka. Terkadang ada konsumen yang memiliki harapan yang kelewat tinggi terhadap produk dan jasa yang kita jual sehingga saat mereka mendapatkannya dan tidak sesuai dengan apa yang mereka harapkan mereka bakal ngomel-ngomel komplain, jadi pastikan penjelasan/iklan mengenai apa yang kalian jual itu jelas, jangan takut untuk jujur karena konsumen layak mengetahui yang sebenarnya dan jangan takut untuk tidak mendapatkan pelanggan. Lebih baik memiliki sedikit konsumen setia dan memahami apa yang kita jual daripada 1000 konsumen tapi komplain seolah tiada habisnya karena ini yang terjadi pada perusahaan yang mengiklankan produk secara berlebihan tapi saat sampai ke konsumen ternyata tidak sesuai dengan apa yang diiklankan, lagian apa nggak malas sih kalau harus menghadapi konsumen yang marah-marah dan bahkan minta uangnya kembali? :p

Malas berurusan dengan proses hukum.  
Jangan tanya kenapa kok yang ini rada berat, enggak kok ini tidak berat bahkan selalu bersinggungan dengan kehidupan kita sehari - hari. Kalau kata dosen saya kita hidup itu dilingkupi oleh hukum baik itu hukum negara, hukum adat dan hukum agama, tapi tentu bukan hal yang menyenangkan untuk berurusan dengan proses hukum.

Sederhananya saja, malas berurusan dengan polisi di jalan? kalau begitu gunakan kendaraan dengan benar dan cerdas, kalau naik motor pastikan helm yang dipakai sudah benar dan benar-benar berfungsi melindungi kepala bukan hanya buat pajangan, jangan gonceng lebih dari 1 orang karena motor di dunia di desain hanya untuk 2 penumpang saja. kalau ingin membawa lebih banyak ya silahkan saja pasang becak di samping motor dan urus perizinannya, lumayan selain bisa mengangkut lebih banyak orang juga bisa jadi sumber penghasilan hehehe. Kalau menggunakan mobil ya perhatikan batas kecepatan, gunakan lampu yang sesuai standard jangan pakai hi-lite yang menyilaukan pengendara di depan, dan kalau ada aturan 3-1 ya jangan pakai joki, ajak aja temen lain toh jadinya enak ada temen ngobrol plus tidak melanggar lalu lintas. Lagian siapa sih yang nggak malas ngeluarin duit dari dompet entah itu untuk bayar tilang di tempat, bayar sidang atau bayar lewat bank (jangan ngajak damai ya kalau polisi yang ngerti bisa diperkarakan dengan alasan "berusaha menyogok petugas" dan itu proses hukumnya bisa lebih panjang lagi, kalau saya sih malas lha buat urusan di kantor polisi saja sudah ribet apalagi kalau makin panjang sampai ke pengadilan segala, bisa makin runyam)

Malas hidup sendiri
banyaklah berteman dan cari pasangan sana!

Itu hanya sedikit contoh mengenai malas yang positif, sisanya mungkin suatu saat akan saya tambahkan tapi bisa juga dari awareness kalian sendiri yang baca ini. Pokoknya kalau kalian malas berhadapan dengan hal negatif dan tidak menyenangkan, lakukan sesuatu! sehingga nantinya hal tidak menyenangakn itu tidak terjadi. Itu. Salam Suker (striker kroasia world cup 1998). 

Komentar

Postingan Populer