Tentang Menjadi Anak

Inilah saya, 28 tahun, masih belum menikah, masih memperjuangkan sesuatu dalam hidup. Saya sudah melampaui fase - fase pertanyaan "Kapan lulus", "kapan kerja", yang belum bisa saya jawab ya cuma pertanyaan itu "Kapan kawin", dan pertanyaan itu muncul dari orang tua saya sendiri.

Beberapa hari yang lalu ibu mengirim pesan kepada saya, intinya beliau dan bapak meminta maaf karena selama ini telah salah dalam cara mendidik saya dan adik - adik saya. Menurut beliau selama ini mereka terlalu memanjakan kami dengan memberikan sesuatu yang bahkan kami tidak memintanya, mereka memenuhi semua kebutuhan kami sehingga mereka lupa mengajarkan cara untuk bekerja keras memperoleh sesuatu.

Spontan saya dan adik saya yang kedua langsung membalas pesan itu, kami meminta beliau berdua tidak usah meminta maaf. Kami yang sekarang ya ada berkat mereka berdua, kalau mereka nggak saling jatuh cinta bagaimana mungkin kami ada di dunia? Tuhan menghadirkan kami ke bumi ini dengan maksud dan tujuan tertentu dengan perantara mereka.

Saya mencintai mereka berdua, adik - adik saya pun sama. Saya mencintai mereka bukan karena apa yang mereka berikan, saya pun tidak membenci mereka atas kesalahan - kesalahan masa lalu yang mereka lakukan, saya tidak punya kemampuan untuk membenci mereka karena saya tulus mencintai mereka tanpa syarat apapun. Sebuah pepatah mengatakan "We're too busy growing up that we forget they're growing old too", setelah semua waktu yang saya lalui saya sudha mencapai titik bahwa saya ingin meluangkan waktu lebih banyak bersama keluarga saya saat ini, saya tetap akan berusaha untuk hidup entah bagaimana caranya pasti ada. Pun saat saya sudah menikah nanti saya tidak akan membiarkan kami hidup terpisah dari keluarga, karena mau saya sudah tua, punya anak, punya cucu nanti, selamanya saya akan tetap menjadi anak dari orang tua saya. Dan hanya untuk alasan itu saja cukup bagi saya untuk mencintai mereka.

Komentar

Postingan Populer