Menjelang Ramadhan

Sudahkah kamu perhatikan tanda - tandanya? Iklan - iklan sirup sudah muncul di TV, para penyiar radio pun mulai ramai berceloteh tentang rencana berbuka puasa bersama, perang diskon barang pun mulai digelorakan oleh para produsen dan gerai retail raksasa, orang dirayu untuk berbelanja dengan berbagai alasan yang dekat dengan keseharian mereka, entah agar berbuka menjadi lebih nikmat, atau berlebaran menjadi lebih seru bersama baju dan atau mobil baru. Para jomblo pun tidak ketinggalan menjadi komoditi yang di eksplorasi, utamanya dengan pertanyaan "sudah ada yang bangunin sahur belum?"
Puasanya belum mulai godaannya sudah banyak hehe

Tidak salah memang bulan ini disebut dengan bulan penuh berkah, baik secara jasmani maupun rohani, baik dipandang dari sudut pandang pribadi maupun korporasi. Semakin kesini kesakralan bulan ini menjadi komoditi yang digunakan untuk berbagai kepentingan, mulai dari politik hingga alasan untuk balikan sama mantan, bahkan ada pula yang memanfaatkannya untuk menyebar kebencian .. 
Sampai titik ini saya bersyukur bahwa saya sudah lama berhenti nonton tivi,  mungkin saat Ramadhan nanti dia hanya akan menyala kala sahur untuk menemani santap sahur (yang masih sendiri) dan menunggu hadirnya waktu berbuka, yaa meskipun azannya kebanyakan untuk wilayah Jakarta sih. Oh iya ada gelaran Piala Eropa juga yang bisa jadi pilihan tontonan.

Saya hanya ingin berpuasa dengan sederhana, menikmati aura berbeda di bulan yang suci ini dengan banyak perenungan, pembelajaran dan juga keceriaan. Mungkin tidak seperti saat saya kecil dulu, yang begitu gembira menyambut datangnya adzan maghrib lalu bergegas lari ke dapur untuk menghapus dahaga dengan segelas es sirup buatan ibu, atau saat - saat bercengkrama bersama teman saat menuju masjid untuk tarawih dan sampai masjid kemudian susah khusyuk karena tarawihnya 23 rakaat udah gitu surat yang dibaca adalah surat madaniyah, udah gitu gagal minta tanda tangan imam sholat karena udah keburu pulang duluan .. Biasanya juga disuruh mencatat isi ceramah, nah yang bikin susah adalah kadang ceramah disampaikan dalam bahasa arab atau kalau sudah mudik ke rumah nenek ya pakai bahasa jawa halus .. ini gimana nyatetnya? :))) *maaf ya bu guru pak guru jaman SD-SMA, itu banyakan saya isi dan tanda tangani sendiri bukunya, nama ustadnya juga ngarang bebas*

Kini saya menempatkan bulan istimewa ini sebagai waktu untuk menempa jiwa dan diri dengan lebih baik lagi, memaksa diri untuk lebih disiplin, dan memperbaiki cara ibadah yang masih jauh dari kata benar. Menyambung silaturahmi pun akan coba saya lakukan, ya iya mungkin juga termasuk sama mantan, juga untuk masa depan supaya Ramadhan tahun depan saya sudah punya pasangan. Bertoleransi juga akan jadi hal yang baik, saya heran sih sekarang kok yo repot banget pihak - pihak yang melarang warung untuk buka atau meminta umat beragama lain untuk menghormati umat muslim yang berpuasa, lha wong dari dulu yo nggak ada masalah.. sejak saya tinggal di berbagai wilayah nusantara, mulai dari jadi mayoritas hingga minoritas, meski warung sebelah rumah buka dan aroma masakannya mengundang selera ya tetap saja saya nggak ada niat untuk membatalkan bulan puasa. Lagipula apa ada yang mau melewatkan nikmatnya berbuka puasa? Saya yakin enggak ..  Tanpa diminta pun tenggang rasa itu ada tapi sekarang kita seolah menutup mata dan lupa .. Jangan ngentengin bulan Ramadhan bro .. bulan ini datang untuk membantu kita menjadi lebih baik dan dia akan benar - benar membantu kita dengan cara yang sudah diatur olehNya.

Akhirul kata, tinggal hitungan jari menuju datangnya bulan suci, jika ada salah kata dan tindak yang pernah terucap dan terbuat, yang mana itu menghadirkan luka di hati, saya pribadi memohon keikhlasan untuk dimaafkan. 



 


Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer