Sudahlah, saya pasrah

Nggak sekali dua kali saya protes tentang 1 hal .. Dipanggil "Koko" udah berkali - kali, entah protes dengan update status atau protes langsung ke orangnya "Maaf mas mbak, kulo niki wong jowo" atau "beta orang ambon se jang panggil beta ko" tapi ini jauh lebih nggak dipercaya karena faktor rambut saya yang nggak kriwul dan garis muka saya yang nggak ada miripnya sama muka Andre Hehanusa atau Barry Likumahuwa.

Okay i admit, saya sipit bukan hanya karena faktor kacamata tapi memang ya dianugerahinnya begini, sipit .. tapi kan saya nggak putih banget .. kulit saya awalnya kuning, sekarang cokelat karena kebanyakan dijemur matahari .. masa gitu nggak cukup sih nunjukin saya bukan dari etnis Tionghoa? Gaya ngomong saya pun kalau nggak tanpa logat ya medok suroboyoan. Tapi kenapa kemanapun saya pergi, apalagi kalau ke Pasar Atom .. saya pasti dipanggil "Ko"?? Whyy???

Selain di Pasar Atom, ke banyak tempat lain pun saya dipanggil "Ko" dan yang terakhir adalah hari ini saat jadi guest guide bagi sekelompok anak SMA dari wilayah Surabaya Barat mereka dengan sangat akrab sekali memanggil saya "Koko" padahal guru mereka awalnya mengenalkan saya dengan panggilan "Mas", mau nolak pun akhirnya saya pasrah, terserah deh mereka manggil saya Koko gak apalah ..

Tapi ada hal yang membuat pemikiran saya berubah setelah jadi guide tadi, saya harus menjelaskan dan menceritakan kepada mereka tentang H.O.S Tjokroaminoto sang guru bangsa sambil berkunjung ke rumahnya di daerah Peneleh. Saya sempat melakukan riset dan menemukan beberapa hal menarik, bahwa beliau sangat egaliter dan memandang luas arti ke-Bhinneka-an padahal latar belakang beliau adalah penganut Islam yang sangat taat mungkin adalah hal yang sangat baru, tetapi bagaimana beliau memandang Nusantara sebagai sebuah kesatuan adalah hal yang menambah khasanah pemikiran saya .. "Jika Jawa & Tionghoa bersatu, subur tanah ini" *dikutip dari film Guru Bangsa : Tjokroaminoto*

Karena itu mulai sekarang .. Sudahlah .. Saya pasrah .. Panggil saja saya "Ko", saya akan terima seperti bagaimana banyak juga yang memanggil saya "Mas", "Bang", "Kak", "Aa'", "Kang", "Cak", "Lek" .. Saya malah senang bahwa ternyata saya memang sangat Indonesia .. Dipanggil dengan berbagai jenis panggilan yang berasal dari berbagai etnis dan wilayah yang ada di Nusantara menjadi hal yang ternyata menyenangkan .. Tinggal numbuhin jenggot sama kumis aja sih biar dipanggil "Akhi" lengkap sudah. :D




Komentar

Postingan Populer