About Marriage

December 11th, 2016 .. it was a happy day for my family .. and probable the happiest day in my brother's life .. dia menikah hari itu dan sekarang keluarga ini bertambah satu lagi anggotanya .. i'm happy for him .. for them ..

Seperti yang kita ketahui bersama saat seorang adik menikah lebih dahulu daripada kakaknya akan muncul pertanyaan - pertanyaan yang membuat pusing kepala si kakak dan hal itu tidak bisa dipungkiri, saya bahkan merencakan untuk kabur dengan sepeda tapi 1 nasihat mama membuat saya mengurungkan hal tersebut.

Sejujurnya saya tidak sebal jika ditanyai "kapan nikah?" atau "kok belom nikah juga?" .. itu kan pertanyaan yang saya sendiri tidak tahu harus jawab bagaimana kan? Sempat terlintas pikiran untuk menjawab "Tolong dong tanyain sama Tuhan kapan saya nikahnya" yang secara kasar akan terdengar seperti "Gimana kalau kamu mati duluan terus tanyain sama Tuhan sana kapan saya nikah" .. i was mad at some point .. terutama kalau pertanyaannya diulang - ulang oleh orang yang sama.

 Mungkin dengan postingan ini akan menjawab semuanya, mungkin juga tidak tapi biarlah ini adalah sebuah pemikiran saya mengenai pernikahan .. boleh diterima dan juga tidak.

Banyak orang di sekitar saya yang sudah menikah, teman, saudara, klien, rekan kerja. Saya memperhatikan mereka, mencoba mencari tahu hal - hal yang membuat mereka menikah dan bagaimana pernikahan itu membawa mereka sampai ke titik hidup mereka saat ini. Apakah sekedar cinta cukup? ataukah harus juga dengan suami dan istri sama - sama bekerja? Apa yang ada dibalik materi? Apa yang muncul dengan hadirnya seorang anak? Bagaimana mereka menjalani kehidupannya? Apa mereka bahagia? Kenapa mereka tidak bahagia? Kenapa pernikahan bisa gagal dan berujung perceraian? Saya tidak berusaha menjawab semuanya satu per satu, melakukan penelitian tentang itu jelas akan memakan waktu. Yang saya lakukan hanya mengamati dari orang terdekat dan dari mereka yang sering saya lihat.

Ayah dan ibu saya, 30 tahun lebih menikah. Kurang lebihnya sebagai anak pertama saya tahu berbagai hal yang terjadi sepanjang perjalanan pernikahan mereka. Momen menyenangkan dan menyedihkan yang sudah terjadi saya pun ikut menjadi bagian di dalamnya. Dari mereka saya menemukan sebuah clue. Om - om dan tante - tante saya pun demikian, begitu juga beberapa sepupu saya. Sepanjang sepengetahuan saya tentang kisah mereka ada hal - hal yang menjadi bagian dari sebuah puzzle jawaban yang saya cari. Perjuangan mereka mendapatkan seorang keturunan, kemudian bagaimana mereka berjuang di awal pernikahan dengan kondisi yang kurang ideal. Semua itu menghadirkan sebuah pelajaran.

Lalu teman - teman saya, ada yang masih mudah namun sudah memiliki anak 3, ada juga yang tiba - tiba menikah tanpa diduga, ada pula yang masih belum menikah karena berbagai alasan yang seharusnya bisa dimengerti oleh semua manusia, tak sedikit juga yang tidak berakhir hingga mereka tua. Beruntungnya saya menjadi bagian dari kehidupan mereka yang terdiri atas banyak sekali warna dan cerita.

Dari itu semua saya menyimpulkan suatu hal yang mungkin bahkan semua orang sudah tahu ini, pernikahan adalah tentang kebersamaan dengan orang yang mengimbangi bukan melengkapi. Beberapa mungkin akan berargumen "ah enggak istri/suamiku melengkapiku kok" .. Nope .. mereka mengimbangimu kawan, seperti halnya kamu mengimbangi mereka baik secara kemampuan berpikir, kondisi emosional, karakter dan juga banyak hal lainnya. Ayah dan ibu saya saling mengimbangi untuk waktu yang lama, dibutuhkan kerja keras akan hal tersebut tetapi mereka berhasil melakukannya di saat - saat kritis sekalipun. Salah seorang teman saya pun demikian, terlihat seperti dialah yang memang mendominasi dan istrinya hanya menurut saja tetapi sebenarnya sang istri mampu mengimbangi apa yang dilakukan oleh suaminya begitupun teman saya yang secara natural mengimbangi istrinya. Bahkan dengan hadirnya beberapa anak dalam rumah tangganya mereka dapat melakukan itu.

Mengimbangi itu seperti mengayuh sepeda, kedua kaki bergerak beriringan untuk membuat roda berjalan. Kita anggap saja sepedanya fixie, saat salah satu kaki bergerak berlawanan maka yang terjadi adalah sepeda berhenti bergerak bahkan bisa jadi secara mendadak karena rem torpedo yang digunakan. Contoh sederhana adalah tentang agama, dari banyak contoh yang saya lihat disekitar saya .. mereka yang sudah berjalan bersama sekian lama .. agamanya sama - sama kuat .. tidak ada 1 yang lebih unggul daripada yang lainnya atau salah satu membimbing yang lain karena pada dasarnya menikah atau tidak kita punya kewajiban untuk menguatkan agama masing - masing.

Bagaimana dengan yang sama - sama bekerja atau satu bekerja satu di rumah, bukankah itu namanya saling melengkapi? Bukan.. itu mengimbangi.. Jika keduanya sama - sama bekerja maka pada hakikatnya mereka berusaha menyeimbangkan agar salah satu tidak lebih superior dari yang lain, jika satu bekerja satu tidak itu artinya mereka memahami tentang manajemen keluarga yang baik, saat yang satu mencari nafkah maka yang satu lagi ada di rumah dan memastikan semuanya baik - baik saja, kehidupan mereka pun berimbang.

Lalu datanglah kemarin, saat saya keluar membeli roti bakar untuk mengisi perut yang lapar saya membelinya di seorang pedagang yang kebetulan saat itu berjualan bersama anak dan istrinya. Saya melihat dengan mata kepala saya mereka sendiri bagaimana mereka bekerja sama dengan baik sata berjualan, saat sang istri mempersiapkan roti untuk dibakar, sang suami meladeni anak yang bertanya tentang game yang sedang dia mainkan, saat sang suami membakar roti maka giliran sang istri yang dengan antusias mendampingi anaknya bermain. Mereka berjuang bersama dan terlihat jelas kehangatan keluarga yang hadir diantara mereka.

Bagi saya mereka yang menikah, sudah dipertemukan dengan orang yang mengimbangi mereka dalam segala aspek kehidupan. Dan ini menjawab pertanyaan kenapa saya belum menikah dan gonta - ganti pasangan (pacar), karena saya belum bertemu dengan dia yang mampu mengimbangi saya. Sesederhana itu saja kok. Dan mungkin memang jalan saya tidak mudah untuk menemukan dia. Saya menerima jika memang ada beberapa jalan yang harus saya lalui untuk bertemu dengan dia, dan di setiap perjalanan itu ada cerita yang membawa saya lebih dekat beberapa sentimeter dengannya ..


"I wanna get married. Not tonight, or even to you necessarily, but that's what I want, and if that's gonna scare you off, I'd rather it scare you off now. I want a family, I want to live in a house, with a garden with a tree for kids to climb. I want to go to sleep every night with the same person by my side, and wake up next to him in the morning - every morning - for the rest of my life. Just thought you should know that" -Nora 


Komentar

Postingan Populer