Islam, tentang Kebaikan, Sikap Bijak dan Cerdas serta Kasih Sayang.

Bismillahirrahmanirrahim
Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Untuk memulai tulisan ini izinkan saya mengutip perkataan seorang peneliti di bidang terorisme yang berasal dari University Of Chicago bernama Robert Pape. 

"little connection between suicide terrorism and Islamic Fundamentalism, or any one of the world’s religions. Rather, what nearly all suicide terrorist attacks have in common is a specific secular and strategic goal: to compel modern democracies to withdraw military forces from territory that the terrorists consider to be their homeland"

"Hanya ada hubungan yang sangat kecil antara serangan terorisme bunuh diri dan nilai - nilai fundamental Islam atau agama dan kepercayaan lain yang ada di dunia. Justru kesamaan yang dimiliki hampir seluruh serangan teroris (bom bunuh diri) adalah tujuan sekular dan strategis yang spesifik: untuk memaksa demokrasi modern untuk menarik pasukan militer dari area yang oleh para teroris dianggap sebagai tanah air mereka

Saya menginterpretasikan kutipan ini dalam 2 kesimpulan:
1. Ini mematahkan semua tudingan terhadap Islam berisikan ajaran ekstrimis yang memerintahkan untuk menyerang pihak yang tidak segama. Pendek kata, Islam tidak mengajarkan kekerasan.
Benar Islam pun mengajarkan untuk berperang, melawan kebathilan tapi konteksnya sangat sempit mengenai siapa yang harus dilawan ataupun diperangi.

2. Bahwa ada pihak - pihak yang menggunakan agama (dalam konteks tulisan ini Islam) sebagai tameng untuk mencapai tujuan tertentu, tidak hanya dalam konteks terorisme tapi dalam hal lain pun demikian. Contoh nyata terlihat saat Pemilihan Presiden Indonesia 2014.

Saya akan membahas ini dari sudut pandang saya pribadi, seorang muslim, seseorang yang menjalankan ajaran Islam (meski belum secara sempurna atau masuk kategori sangat agamis), seseorang yang pernah bersekolah di sekolah katolik, seseorang yang pernah tinggal di daerah konflik yang mengatasnamakan kelompok agama, dan seseorang yang percaya bahwa perdamaian di dunia sangat bisa diwujudkan.

Filosofi dalam agama Islam sangat mengajarkan tentang kebaikan yang nyata, dalam sejarah Islam pun penuh dengan kisah mengenai kebaikan, mengenai contoh sikap baik,contoh mengenai bagaimana Islam disebarkan pun penuh dengan nilai kebaikan dan tidak ada paksaan dalam bentuk apapun, telusurilah kisah 25 Nabi dan kisah Wali Songo, telusuri bagaimana Islam disebarkan, bagaimana Islam menghadapi resistensi, apa yang terjadi sebelum-saat-sesudah perang yang dialami oleh Umat Muslim. Contoh nyata adalah pribadi Nabi Muhammad SAW, umat Islam diperintahkan untuk mencontoh beliau, karena beliau adalah representasi kebaikan, lihatlah bagaimana kisah penaklukan Mekkah, bagaimana beliau dengan pengemis buta yang selalu menghinanya, bagaimana dia dengan sahabatnya, dengan keluarganya, dengan mereka yang berbeda agama dan keyakinan dengannya. Semuanya mengandung nilai - nilai kebaikan yang seharusnya menjadi panutan hidup seorang muslim, kisah - kisah itu ada untuk melegitimasi apa yang tertulis di Al Qur'an, pedoman hidup Rasulullah SAW adalah Al Qur'an yang diturunkan untuknya oleh Allah SWT, dengan demikian apa yang dilakukan beliau adalah representasi dari ajaran Islam, adakah keburukan didalamnya? bisakah menemukan kebencian dari perilaku beliau? tidak. Islam tidak pernah mengajarkan kebencian

Islam pun mengajarkan mengenai sikap bijak, untuk hidup dengan sederhana dan tidak berlebihan karena segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Saat ini umat Islam sedang menjalani ibadah puasa di Bulan Ramadhan, di bulan ini selain berpuasa dengan tidak makan dan minum dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari, umat muslim pun diminta menjaga amarah, tempramen dan hawa nafsunya. Secara gampangnya, Islam melalui bulan Ramadhan mengajarkan umatnya untuk bersikap rendah hati, sabar, dermawan, dan sederhana. Adakah nilai keburukan didalamnya? tidak ada.

Dalam memperlakukan musuh pun demikian, sudah saya sebutkan tadi bahwa segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Ada 1 nasihat yang diucapkan oleh KH. Mustofa Bisri (Gus Mus)

Kebencian yang berlebihan --Seperti juga cinta yang berlebihan-- bisa membuat orang tidak adil dan bahkan kehilangan akal sehat. Tapi kebencian yang berlebihan --tidak seperti cinta yang berlebihan-- dampaknya bisa sangat mengerikan.

Dari nasihat ini saja terlihat bahwa fanatisme itu tidak baik dan tidak diajarkan dalam Islam. Fanatisme terhadap suatu hal biasanya menimbulkan kebencian pada hal lainnya. Dan itu yang menutup pikiran untuk mencari tau lebih banyak dan menutup hati untuk mempertanyakan, Islam tidak mengajarkan hal itu, Islam mengajarkan untuk menjadi pintar, untuk terus mencari ilmu. Karena dengan ilmu maka seseorang bisa memberi manfaat bagi orang lainnya, karena itulah sebaik - baiknya manusia.

Ada hal yang menarik dalam Islam yang mungkin tidak terlalu terperhatikan makna filosofis di dalamnya. Dalam setiap akan melakukan sesuatu umat Islam diperintahkan untuk membaca doa atau paling tidak mengucapkan Bismillahirahmanirrahim .. yang artinya Dengan menyebut nama Allah, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.. Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.. bukan maha lainnya, bukan pembenci dan pemarah .. itu adalah filosofi luar biasa yang meyakini bahwa Tuhan dalam agama Islam yaitu Allah SWT adalah Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Maha Baik .. Kasih Sayangnya diberikan melalui apapun yang dilakukan manusia, seperti seorang anak yang meminta izin pada orang tuanya sebelum berangkat sekolah. Kasih & Sayang ada di dalam diri setiap manusia, dan itu adalah nurani yang tak pernah meninggalkan raganya. 

Semoga tulisan ini memberikan sedikit masukan dan pengetahuan bagi siapapun yang membaca :)
 

 
 

Komentar

Postingan Populer