#AfterRamadhan : Finding Peace, Finding Me
"Jadi gimana Ramadhannya? apa aja yang sudah didapat? ada perbaikan diri? atau cuma dapat lapar dan dahaga?" kalau rentatan pertanyaan ini yang muncul saat lebaran saya dengan percaya diri menyatakan bahwa saya tidak mampu menjawabnya dengan baik seperti pertanyaan standard bin annoying berikut ini "kapan nikah? pacarnya mana? calonnya mana?"
Namun sayangnya (atau untuk sebagian orang .. syukurlah) orang lebih banyak menanyakan pertanyaan mengenai urusan remeh daripada pertanyaan yang mampu membantu orang yang ditanyai mengevaluasi ibadah puasanya atau bahkan lebih jauh mengevaluasi dirinya sendiri
Buat saya Ramadhan tahun ini adalah bentuk penyederhanaan, bentuk pengereman ambisi yang kadang jadi bumerang karena nggak terlaksana sepenuh hati. Beberapa Ramadhan sebelumnya saya memiliki ambisi - ambisi amaliyah yang buat saya pribadi luar biasa, mulai dari ngajakin berbuka bersama orang secara random atau membagikan makanan berbuka bagi siapapun selama Ramadhan, bertarawih di 30 masjid yang berbeda, is it good? i believe it's good, is it worth it? i don't know, karena pada akhirnya saya tidak melakukannya selama 30 hari full sesuai niat ambisius saya di awal Ramadhan kala itu dan buat saya itu tidaklah baik.. Tahun ini saya mencoba fokus untuk menahan lapar dan haus dengan benar, saya menahan diri untuk tidak terlalu banyak ikut acara sahur on the road dan buka bersama, sahur dan berbuka dengan makanan seadanya, tidak mengharuskan membeli makanan 4 sehat 5 sempurna, pun untuk ladang amal saya hanya berusaha untuk tidak melewatkan sholat wajib 5 waktu, membayar zakat dan beberapa hal lain yang saya lakukan secara spontan saja.
Dan setelah 30 hari saya lalui saya menemukan banyak hal yang terjadi ..
1. Bahwa sederhana tidak akan membuatmu tersiksa, well kecuali kamu makan di Rumah Makan Padang Sederhana tanpa lihat harganya lebih dulu .. Sederhana itu tidak berlebihan kita sudah sama - sama tahu tapi jika sederhana bisa memaksamu untuk berpikir bagaimana menyederhanakan proses yang rumit, tidak semua orang menyadari itu .. dan percayalah jika kamu menyadarinya dan mampu memanfaatkannya dengan benar, kamu akan jadi orang yang lebih baik
2. Bahkan semangkuk oatmeal dan segelas air cukup untuk membantumu menjalani hari saat Ramadhan, memang ada hadist yang menyatakan bahwa sahur dengan segelas air itu tidak apa - apa (dan ini kadang jadi excuse banyak orang yang suka molor sampai injury time menjelang subuh) tapi mengisi perut dengan makanan seadanya tidak akan membuatmu tersiksa selama seharian puasa. Pun saat berbuka, apa yang menjadi takjil rasanya cukup untuk mengusir lapar dan dahaga meski hanya sebutir kurma dan segelas aqua.
3. Disiplin diri jelas diajarkan, mungkin bagi yang belum terbiasa melakukannya dalam kehidupan sehari - hari akan terasa berat tapi saya menyadari 1 hal saat saya mencari makanan untuk sahur, sepagi itu bahkan saat ayam belum berkokok sudah banyak orang yang bersimbah keringat mencari rezeki entah dengan berjualan makanan atau pekerjaan lain yang mereka sudah lakukan terlebih dahulu bahkan saat sebelum pekerja kantoran terburu - buru menghindari jebakan kemacetan di jalan. Apa yang saya lihat sepagi itu memberi upercut buat saya yang doyan mengulur waktu dan mepet - mepet dalam melaksanakan sesuatu.
Masih banyak hal lain sebenarnya yang mungkin .. entah suatu saat nanti kapan - kapan akan saya ceritakan dalam tulisan yang berbeda. Tapi setidaknya saya memahami bahwa Ramadhan kali ini banyak membantu saya menemukan kedamaian, membantu saya berdamai dengan diri dan mengambil keputusan yang berani, juga membantu saya untuk lebih mengenali diri saya sendiri. Bisa dibilang Ramadhan kali ini memberi saya tangan yang siap mengangkat beban yang lebih berat, otak yang siap diajak berpikir lebih keras, hati yang akan selalu bersyukur dan berdoa, serta kaki yang siap untuk melangkah lebih jauh dan lebih cepat dari sebelumnya. Bagaimana dengan Ramadhanmu? ada cerita yang bisa dibagikan?
Minal Aidin Wal Faidzin Mohon Maaf Lahir dan Batin
Selamat Lebaran dan Selamat Liburan :)
Namun sayangnya (atau untuk sebagian orang .. syukurlah) orang lebih banyak menanyakan pertanyaan mengenai urusan remeh daripada pertanyaan yang mampu membantu orang yang ditanyai mengevaluasi ibadah puasanya atau bahkan lebih jauh mengevaluasi dirinya sendiri
Buat saya Ramadhan tahun ini adalah bentuk penyederhanaan, bentuk pengereman ambisi yang kadang jadi bumerang karena nggak terlaksana sepenuh hati. Beberapa Ramadhan sebelumnya saya memiliki ambisi - ambisi amaliyah yang buat saya pribadi luar biasa, mulai dari ngajakin berbuka bersama orang secara random atau membagikan makanan berbuka bagi siapapun selama Ramadhan, bertarawih di 30 masjid yang berbeda, is it good? i believe it's good, is it worth it? i don't know, karena pada akhirnya saya tidak melakukannya selama 30 hari full sesuai niat ambisius saya di awal Ramadhan kala itu dan buat saya itu tidaklah baik.. Tahun ini saya mencoba fokus untuk menahan lapar dan haus dengan benar, saya menahan diri untuk tidak terlalu banyak ikut acara sahur on the road dan buka bersama, sahur dan berbuka dengan makanan seadanya, tidak mengharuskan membeli makanan 4 sehat 5 sempurna, pun untuk ladang amal saya hanya berusaha untuk tidak melewatkan sholat wajib 5 waktu, membayar zakat dan beberapa hal lain yang saya lakukan secara spontan saja.
Dan setelah 30 hari saya lalui saya menemukan banyak hal yang terjadi ..
1. Bahwa sederhana tidak akan membuatmu tersiksa, well kecuali kamu makan di Rumah Makan Padang Sederhana tanpa lihat harganya lebih dulu .. Sederhana itu tidak berlebihan kita sudah sama - sama tahu tapi jika sederhana bisa memaksamu untuk berpikir bagaimana menyederhanakan proses yang rumit, tidak semua orang menyadari itu .. dan percayalah jika kamu menyadarinya dan mampu memanfaatkannya dengan benar, kamu akan jadi orang yang lebih baik
2. Bahkan semangkuk oatmeal dan segelas air cukup untuk membantumu menjalani hari saat Ramadhan, memang ada hadist yang menyatakan bahwa sahur dengan segelas air itu tidak apa - apa (dan ini kadang jadi excuse banyak orang yang suka molor sampai injury time menjelang subuh) tapi mengisi perut dengan makanan seadanya tidak akan membuatmu tersiksa selama seharian puasa. Pun saat berbuka, apa yang menjadi takjil rasanya cukup untuk mengusir lapar dan dahaga meski hanya sebutir kurma dan segelas aqua.
3. Disiplin diri jelas diajarkan, mungkin bagi yang belum terbiasa melakukannya dalam kehidupan sehari - hari akan terasa berat tapi saya menyadari 1 hal saat saya mencari makanan untuk sahur, sepagi itu bahkan saat ayam belum berkokok sudah banyak orang yang bersimbah keringat mencari rezeki entah dengan berjualan makanan atau pekerjaan lain yang mereka sudah lakukan terlebih dahulu bahkan saat sebelum pekerja kantoran terburu - buru menghindari jebakan kemacetan di jalan. Apa yang saya lihat sepagi itu memberi upercut buat saya yang doyan mengulur waktu dan mepet - mepet dalam melaksanakan sesuatu.
Masih banyak hal lain sebenarnya yang mungkin .. entah suatu saat nanti kapan - kapan akan saya ceritakan dalam tulisan yang berbeda. Tapi setidaknya saya memahami bahwa Ramadhan kali ini banyak membantu saya menemukan kedamaian, membantu saya berdamai dengan diri dan mengambil keputusan yang berani, juga membantu saya untuk lebih mengenali diri saya sendiri. Bisa dibilang Ramadhan kali ini memberi saya tangan yang siap mengangkat beban yang lebih berat, otak yang siap diajak berpikir lebih keras, hati yang akan selalu bersyukur dan berdoa, serta kaki yang siap untuk melangkah lebih jauh dan lebih cepat dari sebelumnya. Bagaimana dengan Ramadhanmu? ada cerita yang bisa dibagikan?
Minal Aidin Wal Faidzin Mohon Maaf Lahir dan Batin
Selamat Lebaran dan Selamat Liburan :)
Komentar
Posting Komentar